Rabu, 19 Februari 2014

Gift From God ^^

Huft..huft..huft...
Agak ngos-ngosan juga minggu-minggu ini. Bakal ada pemeriksaan alias monitoring ke sekolah-sekolah. dan, you know lah, kita semua jadi pada rempong mempersiapkan segala sesuatunya. harus bikin ini, bikin itu. hadeeh, coba pas senggang kemaren dicicil ngerjainya, pasti gak seruwet ini. tapiiii, gapapa. insya Allah, dengan sistem kebut-kebutan, semuanya bakal kelar sesegera mungkin. ^^

Well to well, well well.. *lagi kesengsem sama bang ocit* hari ini, disela tumpukan pekerjaan yang aduhai itu, kusempatkan untuk kembali nulis blogpost tentang sesuatu. something yang kadang-kadang suka luput dari perhatian. what is it? its about gift. From God. *alamaaak, kayak tulisan berat ya kan? padahal enggak. :p

jadi gini, hmm, sekilas info, daku ini sarjana Ekonomi Islam. Nondik. Nah, makanya wajar kalo banyak sekali mereka-mereka, teman-teman, kerabat, sodara, bahkan sampe orang yang 'acctually just know my name' aja rempong bertanya kenapa saya bisa kerja di lingkungan sekolah. Saya juga rada heran, banyak banget ya yang perhatian sama saya? hahahaha... *dilempar sepatu* Padahal sebenarnya cuman karena memang karir saya agak melenceng sedikit dari jurusan yang saya ambil. wkwkwk. *cemanala, kadar geer saya memang akut*

Saya, ehhm, gak usah pake saya deh ya, aku aja. Oke, aku memang kuliahnya ambil jurusan Ekonomi Islam konsentrasi manajemen syariah. Nah, sekarang kerja di sekolah sebagai staff administrasi atau lebih akrabnya tata usaha. kalau kamu pikir-pikir, ada tidak hubungannya jurusan manajemen syariah dengan administrasi sekolah? ya ada dong, ciiyynn. manajemen itu ya adminitrasi. emangnya yang butuh tenaga manajemen cuman perusahaan-perusaahan saja? terus, yang mengelola administrasi sekolah siapa dong? Naah, jadi, kehadiran saya di sekolah ini bukan sebagai tenaga pendidik, tapi tenaga kependidikan. beda loh itu. So, saya sudah bekerja sesuai dengan jurusan saya. dan itu berarti, saya bukan pengangguran. hahaha. kamu tahu, dalam ilmu ekonomi, jika seseorang tidak bekerja sesuai dengan kemampuannya, dia masih termasuk ke dalam kategori pengangguran. *Gak tahu kalo sekarang materinya sudah berubah, soalnya itu pelajaran ekonomi pas saya masih kelas 3 SMA dulu*

Nah, apa hubungannya dengan gift? Boro-boro dah ngomongin nikmat yang lain. oksigen yang kita hirup aja udah sebuah gift bukan? tapi, ada hal tentang gift from God yang 'lain' yang akan kuceritakan. contohnya tentang hal yang saat ini sedang kunikmati. ^^

Ceritanya nih, sodara-sodara, sebagai lulusan Ekonomi Manajemen, aku dulu emang obsesi banget buat kerja di perusahaan gede. pengen berkecimpung di dunia perkantoran yang elit lah pokoknya. jadilah aku masukin lamaran ke beberapa perusahaan gede. kayak perusahaan kelapa sawit, perusahaan finance, sampe ke bank-bank. tapi you know what? gak sebiji pun dari sekian banyak perusahaan yang kusuguhi lamaran itu 'selera' sama curiculum vitae yang kuantar. entahlah, mungkin melihat aku lulusan dari salah satu institut yang kurang beken di Medan, mereka udah ilfil duluan.

Nah, aku kerja disini sekarang, bukan karena aku emang masukin lamaran kayak yang sudah-sudah. aku direkom sama sodaraku yang kebetulan ngajar disini. dia nyuruh aku datang dan taraaaa, tanpa butuh waktu lama, aku udah keterima. hahaha. mungkin karena mereka gak peduli background-ku, mereka lihat skill dan mereka langsung cocok. Alhamdulillah yaa. Terus, kebetulan Kementrian Agama lagi bukan penerimaan penyuluh honorer. berhubung mamaku adalah staff KUA, jadi info itu nyampe ke beliau. Tanpa banyak ba bi bu, aku disuruh bikin lamaran, dan taraaaa... aku kembali keterima tanpa ada rintangan yang berarti. Dan baru-baru ini, salah satu guru di SMP Muhammadiyah Belawan meninggal dunia. ayahku kebetulan pernah menjabat jadi pembina disana. Langsung saja kepala sekolahnya menemui ayahku buat minta mama yang ngegantiin guru yang berpulang itu. tapi karena mamaku adalah staff KUA, gak boleh dong bolos-bolos. itu kan namanya korupsi waktu. jadi sang ayah kebali merekomendasikan daku buat ngajar disana. olalaaa.... 

aku disuruh datang, menemui kepala sekolahnya. tanpa membawa selembarpun berkas. hahaha. ini yang paling parah. aku gak bawa apa-apa. pas ketemu, ngobrol bentar, terus beliau langsung ngasi roster. what the heaven, coba? terus, kebetulan di hari yang sama ada jam ngajar, dan beliau langsung nyuruh aku masuk, ngajar. hellooww??? padahal aku udah cerita kalo background pendidikanku bukan keguruan. alamaakk, kok percaya aja bapak itu ya? tapi yang paling penting, disini nama bokap yang dipertaruhkan. so, mau gak mau, aku benar-benar harus ngajar dengan baik. Dan alhamdulillah yaa.. bisa.. ^o^

Well, ini yang kumaksud gift from God. Setelah gak ada satu pun perusahaan yang kuincar bersedia menerimaku, Allah menghadiahiku YP. Ibnu Halim, Kementrian Agama, dan SMP Muhammadiyah. Gak nyangka banget kan? Aku emang kerja di tiga instansi sekaligus. Tapi siapa sangka, aku masih punya hari Rabu, Sabtu dan Minggu buat hang out. What a lucky me! ^o^

jadi kalo kamu emang masih belum berjodoh dengan sesuatu yang kamu inginkan, jangan pernah patah arang. Allah pasti sedang menyiapkan kado termanis untukmu. gak mungkin Allah menutup satu pintu tanpa membuka pintu yang lain. dan Allah selalu memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. kalau kamu mau tahu, seandainya sekarang aku dipanggil sama salah satu perusahaan besar yang pernah kusuguhi lamaran, aku bakal mikir lima kali buat menerima. hehehe. []

Rabu, 12 Februari 2014

Review Film 12 Menit : Kemenangan Untuk Selamanya

Assalamualaikum.. ^o^

Sudah lama tidak posting tulisan nih. Padahal kemaren udah janji gak bakal cuti ngeblog lagi. hadeh. -_- Tapi, mohon maklum, ada beberapa insiden belakangan ini yang ngebikin aku nyaris gak punya waktu buat nulis. alamaak, alasan lagi. jago kali kayaknya aku bikin alasan ya. *jangan ditiru, loh!

Well, untuk blogpost pertama bulan Februari yang kata orang unyu ini, kutawarkan resensi film yang terakhir kali kutonton di 21 Palladium. kenapa sebut merek? Gapapa, aku kan baik. :p

Jadi film yang kutonton ini adalah film keren yang memang punya pasar khusus. Film ini persembahan spesial buat mereka yang menaruh hati pada dunia musik, tepatnya dunia marching band. yap, film 12 Menit, Kemenangan Untuk Selamanya.

Kemaren berkesempatan nonton bareng DC. Bimanda. Happy badai. ^_^ Selama nonton, aku terbayang-bayang pas aku masih jadi anggota A. Waktu akan menghadapi kejuaraan-kejuaraan. Alamaak, masih terasa debar-debar tu. Sumpeh. Pokoknya itu film bener-bener ngena banget. 

Pas adegan Tara yang dimarahi Rene, sang pelatih waktu pukulan snare-nya salah, pas adegan papa Elaine gak mengizinkan Elaine untuk ikut ke Jakarta mengikuti kejuaraan marching band tingkat nasional GPMB, bener-bener ngebuat aku terbayang-bayang gimana dulu aku dimarahin sama pelatihku, dan ngemis izin buat latihan dan ikut kejuaraan sama orang tuaku. Oh my God, that was a memorable moment... :")

Nah, buat yang belum nonton, atau sudah nonton tapi pengen ngerasain euphoria 12 Menit lagi, ini kuhadirkan review-nya.. ^_^


Berangkat dari perjuangan satuan marching band Bontang dari kota kecil di Kalimantan untuk menaklukkan GPMB (Grand Prix Marching Band) yang diadakan setiap Desember di Jakarta. Rene, pelatih satuan yang diperankan Titi Rajo Bintang benar-benar membuat jadwal latihan yang padat dan keras. bagaimanapun juga, tim yang akan dibawanya ke kancah nasional itu harus benar-benar tampil sebagai yang terbaik. dia percaya, 130 anak yang ia asuh akan menjadi pemenang.

Ada tiga anak yang menjadi pemeran penting dalam cerita ini. Elaine, Tara dan Lahang. Mereka bertiga cukup mencerminkan betapa keprofesionalan dalam bermain tetap harus dijunjung tinggi. Elaine, yang papanya sama sekali gak suka kalau dia menghabiskan waktu untuk latihan, Tara yang punya masa lalu menyakitkan. kecelakaan saat ia masih kecil tidak hanya merenggut nyawa ayahnya, tapi juga membuat pendengarannya terganggu. sementara ibunya harus pergi bertahun-tahun keluar negeri untuk kuliah lagi. Tokoh ketiga bernama Lahang, yang terjebak dilema antara terus berlatih demi mengejar mimpi atau merawat ayahnya yang sakit parah. 

Masalah-masalah ini cukup membuat mereka tertekan. mengusik konsentrasi mereka saat berlatih, dan Rene sebagai pelatih dengan tegas meminta mereka untuk fokus. untuk benar-benar mengerahkan seluruh perhatian dan konsentrasi mereka untuk kejuaraan yang sudah semakin dekat. Tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. semua omongan Rene tidak akan menghasilkan perubahan apapun, seandainya mereka bertiga tidak memiliki kesadaran sendiri. akhirnya Tara, yang sempat memutuskan untuk berhenti i tengah jalan karena merasa tidak mampu, menyatakan akan kembali. bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk dirinya sendiri dan ke-130 orang teman yang selama ini telah berjuang bersamanya. menghabiskan ribuan jam untuk 12 menit.

Drama mengharukan juga terjadi di scene saat Elaine, yang sudah berusaha keras mendapatkan izin ayahnya tetap tak menuai hasil manis. Sang ayah tetap keukeh tidak mengizinkan Elaine untuk mengikuti kejuaraan. Padahal Elaine yang seorang Field Comander jelas memiliki peran penting untuk kesuksesan penampilan. Bahkan papanya sempat bilang kalimat sadis ini, 'ngapain main marching band. Marching band itu cuma hura-hura. tidak bisa bikin kaya.' *alamaaak, ini kalimat bener-bener menusuk jantung. Tapi kalimat ini dibantah Rene dengan santai, "Tadinya saya khawatir tidak bisa membawa hasil apapun saat keluar dari ruangan ini. Tapi saya keliru. Saya baru menyadari satu hal penting. Saya sangat berutung memiliki ayah yang membebaskan saya menjadi diri saya sendiri." *redaksinya mungkin agak lain, soalnya daku juga lupa-lupa ingat.Yang jelas, poinnya ya begitu. 

Akhirnya pemirsaaahh, ayah Elaine mengizinkan juga anaknya pergi. *Sama kayak emakku dulu. Tunggu nangis darah dulu awak baru dikasinya izin. Halah. Jadi, terereeeeng.. berangkatlah mereka ke Jakarta. belum lagi benar-benar bertanding, ada kabar duka. Ayah Lahang berpulang. Ini pasti fase yang ngebikin Lahang benar-benar depresi. secara, selama ini cuma ayah yang dia punya. sekarang saat dia auh dari rumah, ayahnya pergi. cemanalah tu kalo kejadian di kita? T_T

terjadilah perang batin yang luar biasa di hati Lahang. Tahu apa keputusan pemain quint tom ini, sodara-sodara? dia memilih untuk meneruskan perjuangannya yang tinggal selangkah lagi. katanya, 'saya tidak punya apapun untuk saya banggakan. untuk itu, saya harus menang kali ini. saya harus menang. kita harus menang.'

dan 12 menit yang ditunggu itu mereka tampilkan dengan apik. display keren dengan membawa lagu Dewa - Akulah Arjuna benar-benar sempurna. seperti kata pelatihku dulu, 'yang penting main saja yang bersih. juara atau tidak, itu pasti ngikut.' Benar, mereka berhasil meraih juara pertama GPMB. luapan kegembiaraan serta merta menyeruak. kerja keras menuai hasil. air mata menuai tawa. jelas sudah, tidak ada yang sia-sia, termasuk ribuan jam yang mereka habiskan demi 12 menit.

Film ini keren bangetlah buat kita yanng haus film indonesia bermutu. pesan moralnya dapet, nyampe. Tentang mimpi, tentang kerja keras untuk meraihnya, pun tentang pengorbanan. Aku percaya, meski pasar film ini cenderung ke pecinta marching band *dan ini jelas terlihat karena pas nonton, teaternya dipenuhi sama anak marching band. malahan ada yang baru pulang nampil, masih pake seragam. hehe* buat remaja lain juga bagus kok. Film ini kaya. Gak cuman melulu tentang musik, juga mengangkat kearifan lokal, tentang kepercayaan dan budaya suku dayak. Gak cuman tentang mimpi, tapi upaa keras untuk meraihnya. 

Nah, nah, nah... gimana? Penasaran detilnya gimana kan? Hayuuuk, capcus ke bioskop terdekat. ^o^
Nonton 12 Menit Bareng Kel. Besar DC. Bimanda